Restorasidaily.com – Rekonstruksi pembakaran rumah Hakim PN Medan diwarnai momen menggetarkan ketika Oloan Simamora, tersangka yang merupakan jemaat satu gereja korban, menangis dan berulang kali meminta maaf kepada Khamozaro Waruwu, mengakui penyesalannya di tengah 34 adegan yang diperagakan penyidik.
Tangis pecah di halaman rumah Hakim PN Medan Khamozaro Waruwu ketika rekonstruksi kasus pembakaran rumahnya digelar Polrestabes Medan, Senin (1/12/2025).
Bukan hanya pelaku utama, Fahrul Azis Siregar, yang tersedu, tetapi juga Oloan Hamonangan Simamora, salah satu tersangka yang ternyata merupakan jemaat satu gereja dengan korban.
Momen emosional itu menjadi titik paling menggetarkan sepanjang 34 adegan rekonstruksi.
Oloan, yang selama ini mengenal Khamozaro sebagai sosok dermawan di lingkungan gereja, tampak tak mampu menahan air mata saat memperagakan peran yang diduga ikut membantu Azis.
Di hadapan hakim yang selama ini pernah membantunya, Oloan berulang kali menundukkan kepala sambil mengucapkan maaf.
“Saya menyesal… saya salah,” ucapnya pelan, disaksikan penyidik, jaksa, dan warga setempat.
Khamozaro terlihat terpukul. Ia mengaku tak pernah membayangkan seorang rekan seiman yang kerap ia bantu justru menjadi bagian dari peristiwa yang nyaris merenggut nyawanya.
“Saya tidak menyangka. Selama ini hubungan kami baik, bahkan keluarga Oloan sering saya bantu,” ujarnya.
Rekonstruksi tetap berlanjut, memperlihatkan rangkaian aksi yang dilakukan Azis, mantan sopir yang bertindak sebagai pelaku utama.
Namun perhatian publik justru tersedot pada dinamika emosional antara Khamozaro dan Oloan.
Setiap adegan yang melibatkan Oloan memperlihatkan penyesalan, gestur lemas, dan tatapan kosong sesaat sebelum ia kembali meminta maaf kepada hakim.
Menurut Kasat Reskrim Polrestabes Medan AKBP Bayu Putro Waijayanto, seluruh adegan yang diperagakan sudah sesuai dengan BAP.
Polisi tetap menegaskan bahwa Azis bertindak atas kemauan sendiri. Meski demikian, dugaan keterlibatan pihak lain, termasuk pembeli emas curian, masih terus ditelusuri.
Momen paling menyita perhatian adalah ketika Oloan kembali menangis setelah memperagakan adegan yang menunjukkan dirinya berada bersama Azis sebelum aksi berlangsung.
Ia menatap Khamozaro, mengangkat kedua tangannya, dan kembali memohon ampun. Suasana mendadak hening, bahkan beberapa warga yang menyaksikan ikut meneteskan air mata.
Khamozaro hanya menggeleng pelan, tidak pernah menduga saudara seiman ikut dalam hal seperti ini.
Rekonstruksi kemudian menutup rangkaian peragaan dengan adegan pembakaran rumah pada 3 November 2025, sebelum warga melihat asap dan memanggil pemadam kebakaran.
Polisi telah menangkap keempat tersangka pada pertengahan November dan memastikan bahwa motif utama berasal dari dendam pribadi Azis. []




